Supported by PT. Telkom Indonesia
Kamis, 26 Des 2024
Quality | Integrity | No Fees
2023-09-22 13:36:10
Hutang Piutang
HUTANG DAN HARTA WARISAN

Bagaimana jika seorang pewaris memiliki hutang yang lebih besar dari pada harta warisan yang diterimanya? 

Dijawab tanggal 2023-09-25 09:48:42+07

Selamat  pagi.

Terimakasih Bapak/Ibu telah mengunjungi kami di HalloJPN.

Sehubungan pertanyaan Bapak/Ibu diatas, akan kami  jawab dan uraian menurut Hukum Perdata dan Hukum Islam.

I.  Secara hukum perdata, berlaku bagi mereka yang tunduk pada KUHPerdata.

Dalam hal ini, ahli waris terbagi menjadi 2  :

  1. Mereka yang menerima harta peninggalan orang yang mewariskannya, baik berupa aset/hartanya maupun hutangnya. Sehingga ahli waris ini berkewajiban untuk melunasi hutang orang yang meninggal tersebut.

         Pasal 1100 KUHPerdata mengatur bahwa utang pewaris harus ditanggung oleh para ahli waris yang                    menerima warisan. Oleh sebabnya, ahli waris demi hukum mendapatkan semua hak dan kewajiban milik            si pewaris, maka ada kemungkinan bahwa utang pewaris melebihi harta pewaris, yang artinya aset yang            ada mungkin tidak cukup melunasi utang pewaris.

         Mengenai hal ini, Pasal 1032 KUHPerdata menjelaskan bahwa ahli waris tidak wajib membayar utang dan          beban harta peninggalan lebih daripada jumlah harga barang yang termasuk warisan, kemudian barang              para ahli waris sendiri tidak dicampur dengan barang harta peninggalan dan dia tetap berhak menagih                piutangnya sendiri dari harta peninggalan itu.

   2.   Mereka yang menerima harta peninggalan orang yang mewariskannya, tetapi menolak untuk mewarisi                 hutangnya.

         Tidak dikenai beban/kewajiban untuk melunasi hutang orang yang telah meninggal.

          Berdasarkan Pasal 833 ayat (1) KUHPerdata menjelaskan, para ahli waris dengan sendirinya karena                   hukum, mendapat hak milik atas semua barang, semua hak, dan semua piutang orang yang meninggal               dunia.

          Dalam hal ini ahli waris mau menerima warisan jika semua isi warisan adalah hak dan tidak ada                           kewajiban seperti membayar utang pewaris dan lain sebagainya. Menurut Pasal 1050 KUHPerdata,                     warisan diterima dengan hak istimewa untuk mengadakan pendaftaran harta peninggalan. Sedangkan                 menurut Pasal 1029 ayat (2) KUHPerdata, apabila ia hendak memilih jalan ini, maka ahli waris harus                   menyatakan kehendaknya pada Panitera Pengadilan Negeri setempat di mana warisan itu telah terbuka.

 

II.     Apabila ahli waris, beragama Islam dan berkomitmen dengan penyelesaian waris secara hukum Islam.              Terbagi dalam 2 hal:

  1.  Ahli waris dapat  melunasinya dari harta bendanya sendiri, di luar dari aset yang dimiliki oleh pewaris. Bahkan orang lain di luar ahli waris, dapat dengan sukarela untuk melunasi hutang seorang muslim tersebut  Sebagaimana  disebutkan dalam hadits shahih Riwayat Imam Muslim, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya: "Barangsiapa meringankan sebuah kesusahan (kesedihan) seorang mukmin di dunia, Allah akan  meringankan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan urusan seseorang yang dalam  keadaan sulit, Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutup 'aib  seseorang, Allah pun akan menutupi 'aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong  hambaNya, selama hamba tersebut menolong saudaranya." (HR. Muslim)

   2.  Ahli waris hanya mencukupkan pembayaran utang dari sejumlah aset yang dimiliki pewaris. Setelah ada            sisanya, barulah menjadi bagian dari ahli waris sesuai dengan ketentuan pembagian warisnya.

       Dalam Al-Qur’an dijelaskan, yang artinya: “(Pembagian-pembagian warisan tersebut di atas) sesudah                  dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan)       sesudah dibayar hutangnya.” [QS. an-Nisa’ (4): 11]

 

Demikian penjelasan ini, semoga dapat bermanfaat dan dapat diaplikasikan sebagaimana mestinya, terima kasih.

 

 

Jika anda kurang puas dengan jawaban ini, silakan berkonsultasi lebih lanjut dengan Jaksa Pengacara Negara pada
KN. SLEMAN
Alamat :
Kontak :

Cari

Terbaru

Pertanahan
Balik nama

Bagaimana ccara balik nnama ssertifik

Pendirian dan pembubaran PT
Ingin Membuka Usaha

Apabila saya ingin buat usaha, apakah

Hutang Piutang
Hutang Piutang

Saya mempunyai utang pribadi sama tem

Hubungi kami

Email us to [email protected]

Alamat

Jl. Sultan Hasanuddin No.1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan - Indonesia
© 2024 Kejaksaan Republik Indonesia.