Supported by PT. Telkom Indonesia
Sabtu, 23 Nov 2024
Quality | Integrity | No Fees
2023-10-12 08:05:49
Pernikahan dan Perceraian
PERCERAIAN
  1. Mengapa perceraian itu boleh dilakukan secara bebas asal kedua belah pihak itu setuju dengan perceraiannya dan apa dasar hukum apa yang menjadi alasan bahwa perceraian itu boleh dilakukan? 
  2.  setelah melakukan perceraian bagaimana cara sahnya untuk orang tua untuk memilik hak asuh anak itu akan dijatuhkan apakah ke pada ibun/ayah  ? Dan apa dasar hukumnya 
Dijawab tanggal 2023-11-10 12:07:18+07

Sebelumnya kami menyampaikan terima kasih atas kepercayaan saudara kepada kami team Halo JPN.

Untuk pertanyaan yang saudara ajukan dapat kami berikan jawaban  sebagai  berikut:

  1. Bahwa perkawinan merupakan suatu peristiwa yang sakral yakni ikatan lahir bathin antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan sebagai suami istri dan menjadi sah apabila dilakukan menurut hukum agama atau keyakinan orang yang bersangkutan, hal ini diatur dalam pasal 1 dan 2  UU No. 1 tahun 1974 ttg Perkawinan; dan  juga telah terjadi peristiwa hukum yakni terbentuknya rumah tangga antara dua pribadi yang berbeda menjadi satu pasangan dalam bahtera rumah tangga yang kekal. 

         Bahwa untuk mengesahkan secara hukum negara harus dicatatkan pada Kantor Catatan Sipil dan akan              diterbitkan satu Akta Perkawinan, sebagaimana pasal 2 ayat (2) UU perkawinan.

        Bahwa perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah Hakim berupaya melakukan         perdamaian untuk rujuk kembali, sebagaimana Pasal 39 (1) UU 1/1974, oleh karenanya tidak tepat jika               perceraian dapat dilakukan secara bebas, karena harus memenuhi cukup alasan/pertimbangan yang                   dipakai dalam memutus perceraian bahwa pasangan suami istri itu tidak dapat hidup rukun kembali (pasal           39 ayat (2), pertimbangan2 itu seperti : faktor orang ketiga : terjadinya perselingkuhan diantara para pihak,         faktor ekonomi akibat dari salah satu pihak merasa tidak dapat terpenuhi/memenuhi kebutuhan hidupnya,           faktor ketidakmampuan pasangan dalam memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani, akibat salah satu                   pasangan sudah pisah meja dan ranjang dalam waktu yg cukup lama, dll.

        Fakta ini akan diuji dalam persidangan perceraian di pengadilan dg di dukung bukti-bukti yang cukup. 

 

   2. Untuk sahnya dalam perolehan hak asuh atas anak dan sah secara hukum harus melalui pengajuan                   gugatan hak asuh terhadap anak, bisa dilakukan bersamaan saat diajukan gugatan cerai, bisa juga secara         terpisah, diatur dalam pasal 41 huruf a. UU 1/1974.

      Sebagaimana ketentuan pasal 41 huruf a, b, dan c UU1/1974  Hak asuh akan dijatuhkan oleh Hakim                   dengan mempertimbangkan banyak faktor seperti : kemampuan finansial dari orang tua untuk membiayai           kebutuhan dasar anak, seperti rumah tinggal, makan dan minum dan kebutuhan pendidikan si anak,                   kebiasan hidup orang tua, Hakim tidak akan menjatuhkan hak asuh kepada orang tua yang mempunyai               karakter buruk spt suka mabuk, tidak punya penghasilan, temperamental dan kasar, dll.

      Jadi Hakim dalam memutuskan hak asuh tidak dengan serta merta, dan harus dengan alasan yang logis,           tepat berdasarkan bukti-bukti yang diajukan dalam proses sidang dg pertimbangan seperti antara lain :               proses tumbuh kembang anak, terhadap anak-anak yang masih dibawah umur biasanya diputuskan untuk           diasuh oleh ibunya karena pertimbangan tumbuh kembang si anak, jika tidak ditemukan bukti sebaliknya             bahwa si ibu memiliki peringai bengis dan kejam, pemabuk, tidak punya penghasilan, dll.

      Namun perlu digarisbawahi yang paling penting dalam hak asuh anak adalah kelangsungan hidup anak agar       bisa menjadi anak yang memiliki karakter, baik budi pekerti, sikap dan pribadi si anak, sepanjang bapak / ibu      si anak tidak tercela dan memiliki kemampuan finansial maka mereka tetap memiliki kewajiban untuk                  memelihara dan mendidik anak-anaknya, walau kedua orang tuanya telah memilih untuk berpisah, sah                bercerai.

 

 Demikian yang kami dapat sampaikan, apabila ada hal lain yang ingin saudara tanyakan kami persilahkan Saudara untuk datang berkonsultasi secara langsung ke Pos Pelayanan Hukum Gratis di Kantor Jaksa Pengacara Negara Kejaksaaan Tinggi Bali. Terima kasih.

Jika anda kurang puas dengan jawaban ini, silakan berkonsultasi lebih lanjut dengan Jaksa Pengacara Negara pada
KT. BALI
Alamat : Jl. Tantular No. 5 Renon Kota Denpasar Bali
Kontak : 81353075468

Cari

Terbaru

Hutang Piutang
pembatalan lelang

halo selamat siang kejaksaan sengeti

Pernikahan dan Perceraian
NAFKAH ANAK

Halo Bapak/Ibu. Perkenalkan nama saya

Pertanahan
Jual Beli Tanah dan Bangunan

Halo Bapak/Ibu, perkenalkan saya Iwan

Pernikahan dan Perceraian
perceraian

Min ijin bertanya, mengenai nafkah ba

Hubungi kami

Email us to [email protected]

Alamat

Jl. Sultan Hasanuddin No.1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan - Indonesia
© 2024 Kejaksaan Republik Indonesia.